Muzayyin Arif

Pesona Indah Cindakko, Negeri di balik Pegunungan

Cindakko nama dusun terjauh dari desa Bontosomba, di dusun ini ada 3 kampung, kampung terjauhnya namanya Kacoci, di sanalah kami sampai. Di Kacoci ada sungai yang airnya terjun bersusun2, segar dan sangat jernih, alhamdulillah lelahnya perjalanan segera berganti menyenangkan, sesaat setelah mandi di sungai ini. Malam hari tidak kalah menyenangkan, dijamu makan malam dengan makanan khas kampung ini, sajian sayur pokko rotan dan pokko aren yang rasanya sangat enak.Setelahnya dihibur oleh kepala kampung dengan Sinrilik, syair berbahasa makassar yang perpadu musik yang dihasilkan oleh kecapi dan gambus, alat musik tradisional yang sudah jarang kita jumpai. Alhamdulillah sangat berkesan apalagi dihadiri oleh banyak warga kampung, duduk melingkar bercengkrama bersama, sambil minum sarabba dan jagung rebus. ***Kali ini acaranya agak serius, warga kampung berkumpul di bawah tenda. Tua muda, anak-anak semua duduk bersila, memperlihatkan sikap terbuka untuk kami yang datang bersilaturahim di kampung mereka. Bagi saya, ini momen yang paling bermakna, sungguh kekayaan yang paling berharga bagi daerah ini adalah warganya, tiada arti sumberdaya alam kalau manusianya tidak memiliki semangat hidup yang baik dan ditopang keyakinan yang mantap kepada Allah, Tuhan yang Maha Kuasa. Karena itu, saya memberi motivasi kepada para warga di kampung ini untuk tidak kehilangan optimisme terhadap kehidupan ini termasuk masa depan meraka, sekalipun dengan seluruh kesulitan hidup yang mereka hadapi saat ini. Apalagi ketika menatap anak-anak kecil yang tinggal di kampung ini, ingin rasanya membawa mereka pergi dan hidup selayaknya anak-anak di kota, tapi saya sadar mereka punya kehidupannya sendiri dan boleh jadi mereka lebih bahagia dari anak – anak kita yang hidup di perkotaan. Saya hanya menitip pesan, kalau mereka ingin bersekolah yang lebih baik, maka saya bersedia memfasilitasi dan menjadi bapak asuhnya. Saya melihat mereka tersenyum bahagia, semoga ini pertanda baik untuk kami dan masa depan mereka. ***Akhirnya waktunya untuk pulang, setelah merasakan sejuknya udara, segarnya air sungai, nikmatnya ballo’ te’ne, lezatnya pokko rotan, hangatnya sambutan warga, senangnya dihibur dengan sinrilik, dan semua hal yang menyenangkan di kampung Cindakko ini. Bermalam di rumah warga yang ada di perkampungan bukan hal yang baru kami lakukan, namun jujur Cindakko ini berbeda, nuansa healingnya lebih kental, ketulusan melayani dan kegembiraan yang terpancar dari raut wajah warganya sungguh membahagiakan. Banyak hal yang kami dapatkan, menjadi pekerjaan rumah untuk kami perjuangkan, tentu bukan hal yang mudah sebab kewenangan, ketersediaan anggaran dan prioritas pembangunan daerah siap-siap menjadi tantangan. Tapi apapun itu kita terus berusaha, terutama menguatkan komitmen untuk hadir di masyarakat, merasakan apa yang mereka rasakan, dan mengulurkan tangan untuk bersaudara. Semoga pembangunan daerah dan kehidupan warga masyarakat kita semakin baik. Terima kasih Cindakko.

Bagikan:

Tags

No Taxonomy Found! Sorry, but nothing matched your selection. Please try again with some different keywords.