- Sore itu, kami tiba di Pulau Laiya Desa Mattiro Labangeng. Kapal yang kami tumpangi sudah harus kembali, sehingga diganti kapal lain.
Ayunan langkah meninggalkan dermaga, mengarah ke kediaman Kepala Desa Bpk. Musmuliadi. Disana kami dijamu makan, ikan bakar, cumi tumis. Kami menikmatinya dengan mantap. Alhamdulillah.
- Dilanjutkan menikmati kopi panas dan kue, sambil ngobrol ringan. Mereka sudah lama menunggu, bahkan mencoba berkomunikasi dengan kami dan belum ada kabar apapun. Mereka khawatir. Dengan heran, saat cuaca ekstrim seperti sekarang bagi mereka pun tidak berani sama sekali menyeberangi lautan. Namun, kami tetap datang demi memenuhi janji kunjungan kali ini.
Sungguh sebuah kesyukuran bisa menginjakkan kaki di Pulau ini. Senja berkemas menyambut malam. Kami sempatkan jalan berkeliling Desa, menyapa warga.
- Pulaunya sudah tampak tertata, ada papan bicara di berbagai sudut, jalan paving blok, rumah warga yang bagus, terdapat fasilitas umum seperti lapangan olahraga. Sungguh kemajuan yang baik oleh Pemerintah Desa setempat.
Pulau Laiya populer di kalangan wisatawan, banyak orang yang berkunjung tiap waktu. Sayangnya karena musim penghujan, kita tidak bisa menikmati keindahan Pulau ini. Gusung dan tanggul terendam, air mencapai wilayah pemukiman. Terpaksa saya menenteng sepatu.
- Hingga masuk waktu Maghrib. Reses akan kami gelar setelahnya.
Usai melaksanakan sholat, warga berkumpul di baruga Kantor Desa. Hadir seratusan orang lebih, jadi sambutan hangat bagi kami.
- Saya menjelaskan alur penyampaian aspirasi masyarakat, menyampaikan sistem kerja pemerintahan provinsi, tugas anggota dewan, dan tujuan dilaksanakannya reses. Warga berharap diberi perhatian, listrik sebagai penerangan, hingga pengembangan wisata. Terutama pendidikan yang masih belum optimal berjalan, kehadiran tenaga pendidik masih kurang.
#Sahabat-MA