Pemetaan permasalahan daerah sudah dilakukan dengan matang oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati Sinjai, Muzayyin Arif dan A Ikhsan Hamid sebelum memutuskan untuk maju. Salah satu sektor yang menurut mereka prioritas adalah pertanian.
Sinjai memang dikenal dengan perikanannya. Namun pertanian juga menjadi tumpuan hidup banyak orang di Bumi Panrita Kitta.
Muzayyin membeberkan hasil turun lapangannya sejauh ini. Kelangkaan bibit dan pupuk menjadi persoalan yang tak selesai. Permasalahan yang klasik namun justru karena itulah, tegas pria 42 tahun itu, harus diseriusi pemerintah daerah.
Lalu apa permasalahannya? Muzayyin melihat panjangnya mata rantai bibit dan pupuk membuat potensi masalah menjadi lebih besar.
“Padahal, petani kita tidak menuntut bibit atau pupuk gratis. Mereka hanya mau bibit dan pupuk itu ada,” ucap Muzayyin, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Mantan bendahara umum Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) itu merencanakan pembangunan penangkaran bibit di Sinjai.
“Itu salah satu solusi yang kita tawarkan. Sebab pertanian di Sinjai juga butuh perbaikan infrastruktur,” imbuh Muzayyin.
Bagi dia, pemerintah daerah tidak boleh abai pada hal-hal yang beririsisan dengan hajat hidup orang banyak, rakyat di akar rumput. Kalau perlu, seorang kepala daerah mesti melakukan intervensi dengan kewenangan yang dimiliki demi kemaslahatan masyarakat.
Apalagi, imbuh Muzayyin, sektor pertanian di Sinjai sangat mungkin untuk ikut memacu pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus bagian dari kampanye ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, A Ikhsan Hamid menegaskan, dia dan Muzayyin sudah sepakat untuk kelak jika terpilih, akan menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Bupati dan wakil bupati Sinjai yang baru harus membawa perubahan. Dengan tidak membuat sekat. Seorang eksekutif tak semestinya bersikap eksklusif terhadap masyarakatnya.